Senin, 15 November 2010

Selamat Tinggal Ca

Persahabatan memang begitu indah, buktinya dengan sahabat kita bisa berbagi tawa, canda, dan sahabat dapat menemani kita saat senang maupun susah. Sahabat yang baik adalah sahabat yang mau mendengarkan setiap masalah kita, dan mau mengingatkan kita jika kita melakukan kesalahan.
Sebaliknya, sahabat yang buruk adalah sahabat yang hanya ingin menjerunuskan sahabatnya dan ingin memanfaatkan sahabatnya.             Kisah ini di mulai oleh seorang gadis kecil bernama caca, memang diusianya yang cukup dini ia mendapat tantangan yang berat dalam hidupnya dengan masalah persahabatan. Kini caca menduduki bangku SD tepatnya kelas 6. Caca dulunya berasal kelas unggul, pendiam, dan cukup berprestasi, tapi kini ia menjadi seorang yang periang.             Sesaat setelah pembagian kelas, ia duduk disalah satu kursi yang masih kosong tepatnya di sudut kanan bangku keempat dari depan, disebelah kananya duduk seorang siswi yang dan sama – sama dari kelas unggul dengannya, namanya Dyna. Dibelakang Caca duduk seorang ketua genk ”friends is the life” yang paling terkenal di sekolahnya, ia bernama Emily, di samping Emily duduk anggota genk tersebut yang bernama Rianty. Di sebelah Emily dan Rianty duduk Ryko dan Ade, mereka dulunya jga termasuk genk ”friends is the life”, tetapi setelah kelas 6 ini, mereka keluar dari genk tersebut. Melihat suasana kelas yang begitu riuh, Caca hanya bisa melihat tanpa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, karna ia tak biasa dengan keadaan seperti ini.             Caca tercenug melihat kejadian yang baru ia alami karna dari dulu ia terbiasa dengan kelas unggul. Tiba – tiba Caca tersentak karna seorang mengejutkannya,”Hai, lo siapa ya ? Kok gue gak pernah lihat lo di sini? Ow, atau lo anak baru yah ?” kata orang tersebut. ”Hm... gue gak anak baru kok, tapi biasanya gue dikelas unggul, oya kenalin gue Caca.” kata Caca. ” Oh gitu, pantesan gue gak kenal, oya gue Ryko salam kenal yah.”  kata Ryko ” Sama – Sama ya Ryko.” kata Caca lagi.Hari telah berlalu, kini seorang gadis lugu telah berubah menjadi seorang gadis kecil yang periang. Pagi itu Caca sedang duduk dengan Ryko di kelasnya. Sejak awal sekolah ia memang sudah dekat dengan Ryko, melebihi kedekatannya dengan Dyna, Emely maupun Rianty.            Di sebuah ruangan tempat berkumpulnya ”friends is the life” sibuk merundingkan sesuatu,” Emily, gimana caranya supaya kita gak kena masalah di sekolah ini? Kita udah banyak ketauan kalau yang sering buat masalah itu kita.” kata Rianty. ”Gue juga gak tau, skarang aja gue pusing banget nih.” kata Emily. ” Hm . . . kayaknya gue tau deh caranya.” kata Tiara. ” Gimana caranya ?” tanya Emily. ” Kita ajak aja Caca sama Dyna buat masuk genk kita, kan mereka tuh termasuk orang yang bernama baik di sekolah ini, jadi kita bisa manfaatin mereka.” kata Tiara. ” Tapi, dia kan ada Ryko pasti dia bakal ngelarang mereka buat masuk genk kita.” kata Rianty. ” inget yah, sebenarnya ada dua kenyataan di dunia ini, yaitu : yang pertama, Ryko cuma dekat sama Caca gak sama Dyna, dan yang kedua, mereka tuh polos banget dan mereka gak akan ngerti soal ini, pasti mereka mau.” kata Tiara. ” Bener juga yah, kita kerjain skarang ja yuk guys.” kata Emily.               Tak lama kemudian, genk itu tiba di kelas dam lansung memanggil Caca dan Dyna,”Ca, Dyn kalian mau gak masuk ”friends is the life” ?” tanya Emily tanpa berbasa – basi. ” Iya, gue mau Emily.” kata Dyna tanpa berfikir panjang. ” Lo Ca ? Pasti lo mau kan ?” kata Tiara. ” Hmm ... ya udah gue mau.” kata Caca dengan ragu, bimbang jika keputusannya salah. ” Nah, gitu dong skarang kalian resmi masuk genk kita.” kata Emily lagi. Merekapun pergi setelah keinginan mereka tercapai karna keluguan dua gadis ini.            Sesaat kemudian Ryko menghampiri Caca,” Ca, ngapain Emily dateng ke lo ? Trus dia bilang apa aja?” tanya Ryko. “ Emily nawarin gue sama Dyna buat masuk genknya.” kata Caca. ” Trus, lo terima tawarannya ?” tanya Ryko. ” Iya, emangnya kenapa? ” kata Caca seakan bingung dengan pertanyaan Ryko tersebut. ” Apa lo gak mikir kenapa mereka tiba – tiba ngajak lo buat masuk genknya, sementara type orang kayak lo dan Dyna bukan type mereka.” kata Ryko. ” Udahla Ko, kita gak usah berfikiran negatif dulu sama mereka, toh kita belum sifat mereka sebenarnya.” kata Caca. ” Iya, emang lo belum tau sifat mereka, tapi gue uda Ca.” kata Ryko. ” Emang lo tau apa dari mereka ?” tanya Caca lagi. ” Mereka suka manfaatin orang, seneng liet orang sakit dan egois.” kata Ryko. ” Kayaknya lo terlalu berlebihan deh, gue salah nilai lo, lo suka berprasangka buruk sama orang lain ya Ko.” kata Caca sambil pergi meninggalkan Ryko.            Kini Caca dan Dyna sudah dekat dengan Emily dan genknya tapi ternyata itulah yang membuat nilai – nilai mereka hancur hingga mereka dipanggil ke ruangan BP  untuk menanyakan apa yang mereka alami saat ini.            Caca merenung di sudut kamarnya, mulaai mengkoreksi diri, mulai dari persahabatannya dengan Ryko maupun persahabatannya dengan ”friends is the life”. Saat ini Caca akan menempuh ujian akhir, ia takut karna skarang pertama kalinya ia melaksanakan ujian akhir. Caca harus melupakan masalah – masalahnya saat ini, mulai belajar dengan tekun dalam hari – harinya hingga ujian akhir ini berakhir, itulah keputusan Caca.             Sore itu Ryko menghampiri Caca ke rumahnya dan ia berkata,” Ca, sekarang apa lo masih mau bersahabat dengan friends is the life itu ?” tanya Ryko. ” Gue ga tau Ko, gue skarang mutusin buat jalanin semua ini, gue ga mau nambah masalah lagi, gue mau fokus ke pelajarang dulu Ko.” kata Caca. ” Ya udah, kalo itu keputusan lo Ca, gue harap emang itu keputusan terbaik buat lo ya Ca.” kata Ryko. ”Lo emang sahabat gue yang paling baik ya Ko.” kata Caca lagi. ” Sama – sama ya Ca.” kata Ryko lagi.                Siang itu pelajaran bahasa inggris akan dimulai, tapi Caca belum mengerjakan prnya, karna ia letih sekali kemarin hingga lupa mengerjakannya, dan ia memutuskan untuk meminjam pr Dyna,” Dyn, boleh ga gue pinjem pr bahasa inggris lo ? soalnya tadi malem gue ga sempet buat.” kata Caca. ” Enak aja lo, gue tadi malem capek – capek buat lo tinggal nyontek doang.” kata Dyna sinis. ” kan lo gak harus marah –marah gitu ke gue, lagian lo kan juga sering minjem tugas matematika gue kan Dyn.” kata Caca. ” Siapa suruh lo mau minjemin tugas matematika lo ke gue, lagian kan gue ga maksa lo waktu itu.” kata Dyna seenaknya. ” Dasar  munafik lo.” kata Caca sambil pergi meninggalkan Dyna. Berhari – hari Dyna bersikap aneh dengan Caca yang tak tau apa – apa, padahal Dyna adalah teman sebangku Caca, dan semenjak itu Caca terpaksa duduk dengan Ryko, dan Caca meminjam pr bahasa inggris Ryko,” Ko, gue pinjem pr bahasa inggris lo yah, boleh ga ?” tanya Caca. ” Emangnya lo ga buat pr? Masak seorang Caca ga buat pr?” kata Ryko. ” Yah mau gimana lagi gue ga sempet buat.” kata Caca. ” Ya udah, ambil aja di tas gue.” kata Ryko lagi.            Sorenya Caca pergi ke rumah Ryko untuk menanyakan sikap aneh Dyna dengannya,” Ko, lo tau ga kenapa Dyna akhir-akhir ini bersikap aneh ke gue ? ” tanya Caca. ” Mana gue tau, gue kan bukan siapa-siapanya Dyna.” jawab Ryko sinis. ” Yah siapa tau aja lo tau peyebabnya, lo kan juga sering ngobrol sama Dyna.” kata Caca. ” Ya, kan dia yang ngomong ” kata Ryko lagi. Setelah itu Caca bergegas pulang, karna ia tau jia Ryko bersikap seperti itu berarti ia sedang ada masalah, tapi ia tak tau masalah apa yang sedang dihadapi oleh sahabatnya ini.            Besoknya Caca kembali ke sekolah dengan penuh tanda tanya dibenaknya, apa sebenarnya masalah Ryko ? Kenapa dia tak pernah cerita dengannya?            Setibanya di kelas, Caca menemukan jawaban dari semua pertanyaan yang berkecamuk dikepalanya, Ryko menghapiri Caca dan menceritakan semua masalahnya,”Ca, skarang gue pacaran sama Dila.” kata Ryko memulai pembicaraan. ”Trus emangnya kenapa?” tanya Caca. ”Gue tau lo benci banget sama dia karna dia udah mempermainkan lo waktu lo lemah.” kata Ryko. ”Kalau emang lo suka sama Dila gue gak bakal ngelarang  lo, karna itu hak lo, walaupun gue banci banget sama dia, gue gak mungkin maksain kehendak gue ke lo karna tu sama aja gue ngancurin sahabat gue sendiri, walaupun gue gak nyangka gimana lo bisa suka sama Dila tuh.” kata Caca. ”Gue sebenernya gak suka sama Dila,tapi gue terpaksa Ca, Tomy sama Ade yang maksa gue, itu sebabnya ini masalah bagi gue, gue pengen tau pendapat lo Ca.” kata Ryko. ”Pendapat gue, lo harus nurutin kata hati lo, kalau emang lo suka sama Dila lo harus lanjutin hubungan ini, tapi kaloga pasti bakal sakit banget buat dia karna lo udah ngebohongin perasaannya Ko, lebih baik lo mutusin dia sebelum dia tambah suka ke lo.” kata Caca. ”Gue ga nyangka ternyata hati lo lembut banget ya Ca, lo masih mikirin perasaan Dila padahal dia udah nyakitin lo, lo emang sahabat gue yang paling baik ya Ca.” kata Ryko. ”Demi sahabat tercinta apa sih yang gak.” kata Caca yang mengundang tawa kedua anak ini. ”Ohya Ca, gimana lo sama Dyna?” tanya Ryko. ”Gue ga tau Ko, dia tuh egois banget, gue ga tau apa salah gue ke dia sampe dia kayak gitu ke gue, ya udah la Ko ga penting juga lagian gue kan ga perlu sama dia karna gue udah punya sahabat sejati, oya gimana keputusan lo sama Dila ?” kata Caca. ” Gue fikir sebaiknya gue putus sama dia karna gue ga suka sama dia, ntar temenin gue buat bilang ke dia ya Ca.” kata Ryko. ”Iya, gue bakal nemenin lo, oya terus apa Tomy dan Ade ga marah ke lo kan temen cowok lo Cuma mereka.” kata Caca. ” Yah, tapi kan gue masih punya sahabat sejati yang ga mentingin egonya yaitu lo Ca.” kata Ryko. ”Walaupun besok kita bertengkar tapi gue ga bakal ngelupain  persahabatan ini Ko.” kata Caca. ” Iya gue juga Ca.” kata Ryko.            Akhirnya bel pulang sekolah berbunyi, Ryko segera mengajak Dila ke kelasnya, dimana hanya ada Ryko, Dila dan Caca Disana. ”Ngapain lo ngajak gue kesini Ko?” tanya Dila. ”Emang salah ya kalo gue ngajak pacar gue sendiri ?” tanya Ryko balik. ”Gak sih, tapi kok ada Caca disini ?” kata Dila. ” Oh, jadi lo pikir gue benalu disini ?” tanya Caca yang merasa tersinggung. ”Bagus dong kalo lo nyadar.” kata Dila. Mendengar itu Caca segera keluar dari kelasnya tapi Ryko menghaentikan langkahnya,”Ca, kan gue yang ngajak lo tadi buat nemenin gue jadi ga ada yang berhak buat ngusir lo. Lo masih mau kan nemenin gue?” kata Ryko. ”Ya udah deh Ko karna lo yang minta gue mau.” kata Caca. Dila hanya bisa terdiam mendengarnya. ”Dil, gue ngajak lo kesini karna gue mau mutusin hubungan kita, karna jujur sebenernya gue ga suka sama lo, Tomy sama Ade yang maksa gue, gue ngomong ini supaya lo ga tambah suka ke gue, gue ga mau terus – terusan bohongin lo Ca.” kata Ryko. ”Tapi skarang gue udah suka sama lo Ko.” kata Dila. ”Sorry, tapi ini yang terbaik buat kita Dil.” kata Ryko dan pergi meninggalkan Dila. ”Ko, apa lo yakin dengan keputusan lo? Gue lihat kayaknya lo ga rela buat mutusin Dila.” kata Caca. ”Ga kok Ca, gue Cuma ga rela aja lihat sikap Dila tadi Ca.” kata Ryko. ”Tapi  kayaknya itu yang terbaik buat lo sama Dila, karna akan lebih sakit lagi kalo lo biarin dia tambah suka sama lo Ryko.” kata Caca. ”Iya juga ya Ca, kayaknya masalah cinta gue harus banyak belajar dari lo deh Ca.” kata Ryko. ”Eits. . . inget, kita masih pakai seragam merah putih dan sebentar lagi kita bakal ujian akhir jadi kita harus belajar Ryko.” kata Caca. ”Tapi kan bentar lagi kita pake seragam putih biru Ca.” kata Ryko. ”Kalo ga lulus gimana? Tuh sebabnya kita harus belajar .” kata Caca. ”Iya deh Ca.” kata Ryko lagi.Persahabatan Caca dan Ryko semakin dekat. Ia telah melupakan Emily dan genknya, tapi Emily tak senang dengan hal itu karna itu Emily meinginkan hancurnya persahabatan Ryko dan Caca, karna persahabatan itu yang menyebabkan Caca jarang bergabung dengan Emily dan genknya dan Emily menghalalkan segala cara untuk menghancurkan persahabatan itu Emily mencoba Ryko kepada Caca,”Ca, lo tau ga, Ryko tu bermuka dua, di depan lo dia berpura – pura baik tapi di belakang lo dia negjelek – jelekin lo, dia bilang lo yang maksa dia buat putus sama Dila, trus lo ga ngebolehin dia buat temenan sama Tomy dan Ade, padahal gue tau lo tuh orangnya ga kayak gitu Ca.” kata Emily. ”Yang bener ? Gue ga pecaya Ryko sejahat itu.” kata Caca. ”Masak lo ga percaya sama gue, emangnya gue pernah bohong am lo?” kata Emily. Mendengar itu Caca terdiam seakan tak percaya sahabat sejatinya bermuka dua, sahabat yang slalu di banggakannya.            Sesaat kemudian Caca menghampiri Ryko untuk memastikan kebenaran perkataan Emily,” Ryko, gue mau nanya sesuatu, tapi gue harap lo jujur yah Ko.” kata Caca. ”Kok serius banget sih Ca, emangnya lo mau nanya apa?” kata Ryko. ”Apa benar lo ngejelek – jelekin gue sama orang laen ?” tanya Caca. ”Maksud lo apa Ca ?” tanya Ryko yang juga terkejut dengan pertanyaan Caca. ”Yah lo bilang ke orang – orang kalo gueyang maksa lo buat putusin Dila, terus gue ga ngebolehin lo buat temenan sama Ade dan Tomy, tolong jawab pertanyaan gue dengan jujur Ko.” kata  Caca. ”Ya ampun Ca ga mungkin gue sekejam itu sama sahabat gue sendiri, coba deh lo pikir kita slalu berdua kapan lagi waktu gue buat nyebar gosip yang ga bermutu kayak gitu, lagian apa untungnya buat gue ?” kata Ryko. ”Gue tau dari Emily Ko, awalnya gue juga ga percaya sama kata – kata Emily tapi gue ga mungkin diemin semua ini kan, gue harus tau kepastiannya.” kata Caca. ” Tuh kan apa gue bilang, Emily tuh orangnya sakit liet orang seneng, dia ga seneng liet kedekatan kita Ca.” kata Ryko. ”Udah la Ko, ga usah dibahas lagi, yang jelas gue tau sahabat gue ga mugkin sejahat itu ke gue.” kata Caca.            Emily terus barusaha mengadu domba Cacadan Ryko, tapi hingga saat ini mereka dapat mengatasinya, Caca takut suatu saat nanti roboh hanya karna masalah kecil yang ditimbulkan Emily, tapi Emily belum menyadari kebusukkan Emily dan genknya, ia tak pernah mengungkit masalah Emily karna menurutnya itu tak ada gunanya, tapi ia tak tau bahwa itulah yang akan membawanya pada penyesalan itu.            Siang itu Tomy dan Ade menemui Caca,”Ca, apa benar lo pacaran sama Ryko?” tanya Ade. “ Apa ? Ryko tuh sahabat gue bukan pacar gue, lagian gue slama ini ga pernah pacaran sama Ryko tuh.” kata Caca. ”Masak sih Ca? Kan Ryko sendiri yang bilang ke kita, bahkan kayaknya uda banyak yang tau deh Ca.” tambah Tomy. ”Kalau gitu hebat ya Ryko udah mengkhianati sahabatnya sendiri, bahkan bisa dibilang sahabat sejatinya.” kata Ade. Air mata membanjiri pipi manis gadis kecil ini, ia tak menyangka sahabat sejatinya telah mengkhianati dirinya, dan kali ini telah tersebar ke satu sekolah, ia tak menyangka sahabat sejatinya merubah persahabatan itu dengan egonya.            Sore harinya Caca pergi ke rumah Ryko,”Ko, lo udah denger kan ? Selamat yah rencana lo sukses.” kata Caca. ”Ca, gue ga pernah nyebarin berita itu, gue ga pernah ngerubah persahabatan kita Ca, lo harus percaya sama gue.” kata Ryko. ”Buat apa gue harus percaya sama pengkhianat kayak lo.” kata Caca dan pergi meninggalkan Ryko. ”Ca . . . lo harus dengerin gue dulu Ca. . . . ” kata Ryko tapi Caca tak mempedulikannya.            Hari telah berlalu Caca dan Ryko belum kunjung baikan hingga mereka dipanggil keruangan BP untuk menanyakan apa masalah mereka sebenarnya, dari situ ternyata cukup membuahkan hasil, Caca dan Ryko sudah mulai baikan tetapi mereka tak sedekat dulu, Ryko slalu berusaha untuk berbicara dengan Ryko tetapi Ryko slalu memotong pembicaraan Ryko dan pergi meninggalkanya.            Kini Caca kembali dekat dengan Dyna, siang itu Caca sedang di rumah Dyna mengerjakan tugas kelompok mereka, tapin disaat Dynakeluar dari kamarnya Caca menemukan sebuah diary mungil milik Dyna, ia membukanya dan membacanya,”Dear diary, gue Dyna skarang gue duduk di kelas 6 SD, gue sebel banget sama yang namanya Caca, dia udah ngerebut cowok yang gue suka namanya Ryko, dia slalu ngedeketin Ryko, tapi gue skarang seneng banget karna Ryko skarang lagi bertengkar sama Caca, gue ga tau pasti apa masalahnya tapi yang jelas gue berharap mereka ga pernah baekan lagi.” sesaat kemudian Dyna kembali ke kamarnya dan Caca cepat – cepat meletakkan diary tersebut. Skarang Caca telah mengetahui kenapa Dyna bersikap aneh padanya karna kedekatannya dengan Ryko. Tapi kini ia tak memperdulikan hal itu karna dia masih sakit hati dengan Ryko.            Padahal Caca pernah berkata,”Walaupun besok kita bertengkar gue ga bakal ngelupain persahabatan kita Ko.” Dia sudah membuktikan perkataanya, karna dia slalu teringat masa – masa persahabatannya dan Ryko.Waktu terasa cepat berlalu karna sebentar lagi ujian akhir sekolah akan menantiku,aku akan tekun belajar karna aku ingin mendapatkan nilai diatas 90, aku tak mau mengecewakan orang tuaku yang menaruh harapan denganku.             Aku berusaha melupakan semua masalahku, aku skarang sudah bisa memaafkan Ryko, karna aku tak ingin hanya gara-gara masalah kecil persahabatanku yang telah ku jalin slama ini hilang, semua kenangan persahabatan ku hanya tinggal kenangan, tapi aku bartekad untuk membicarakannya sewaktu perpisahan sekolah.            Hari itu tiba, sekolah ku menjadi salah satu tempat ujian bagi sekolah-sekolah lain, aku gugup takut jika aku tak lulus, aku tak ingin mengecewakan orang tua ku, karna kulihat keuangan keluarga ku  kini semakin menipis, sementara aku membutuhkan banyak biaya saat ini.            Seminggu berlalu, akhir semua pertempuran ku menghadapi ujian akhir, saat ini adalah saat-saat menegangkan karna hasil ujian belum keluar dan keputusan lulus atau tidak lulus belum ada.            Hari ini adalah hari Kamis, tepat saat ini akan akan ada pengumuman kelulusan sekaligus pengumuman yang berhasil mendapat nilai diatas 90, karna besok adalah perpisahan. Setiap siswa diberi sebuah amplopyang berisi lulus atau tidak lulusnya siswa itu. Aku membuka amplop itu perlahan, melihat isinya yang menentukan hidupku kedepan dan isinya . . . aku lulus dengan nilai 92 dan berhasil menduduki rangking 8 dari 121 siswa, betapa senangnya hatiku karna itu berarti aku akan di terima di SMP terfaforit di Jakarta yaitu SMP Raflesia. Aku tak sabar menunggu besok, karna aku akan minta maaf kepada Ryko karna telah berprasangka buruk dengannya, aku ingin kembali satu sekolah dengannya saat di SMP nantidan juga besok band ku akan tampil di acara perpisahan sekolah.            Besoknya aku kembali ke sekolah untuk mengisi acara perpisahan sekolahku. Aku adalah seorang gitaris band sekolahku, biasanya ada dua gitaris band sekolah ku yaitu aku da Ryko, tapi sampai saayt ini Ryko tak kunjung datang, aku tak sabar menunggu kadatangan sahabat sejatiku.            Sampai akhirnya acara di mulai, aku tampil perdana karna memang band ku adalah band sekolah, tapi Ryko belum juga datang, aku bertanya-tanya tentang keberadaan Ryko, tapi tak ada yang mengetahuinya, hingga aku dipanggil ke depan untuk mengambil hadiah karna aku mendapat nilai di atas 90, tapi di kepalaku masih terpikirkan Ryko, ternyata ia mendapat nilai 91,4 dan menduduki rangking 10 berarti aku akan satu sekolah lagi dengannya. Sesaat setelah aku turun dari panggung akupun di panggil oleh walikelasku yang bernama Pak Kus,”Ca, sini sebentar nak.” panggil Pak Kus, dan akupun menghampiri pak Kus, ada apa Bapak memanggil saya?” tanya ku heran. ”Ehm . . . Ryko perhi dengan ibunya ke Surabaya dan melanjutkan sekolahnya disana, dia hanya menitipkan sepucuk surat ini untuk mu nak.” kata Pak Kus. Aku tertegun, perlahan ku buka surat itu yang isinya :   TO  :   CACA   FROM      :   RYKO          Apa kabar Ca ? Gue harap lo baek-baek aja yah, gue tau lo pasti kaget banget pas tau kalo gue pergi, lo pasti gak nyangka gue bakal pergi secepat itu, gue harus nemenin ibu gue di Surabaya tempat nenek gue, gue ga mungkin ninggalin beliau sendirian semenjak ayah gue pergi ninggalin kita, lo pasti nanya-nanya kenapa gue ga bilang dari awal kalo gue pergi, itu karna lo yang ga ngasih kesempatan buat gue ngomong.          Ca, gue masih mau ngingetin lo tentang Emily, asal lo tau aja Tomy sama Ade yang disuruh Emily buat ngomong gitu ke lo, gue Cuma bisa minta maaf ke lo Ca, karna gue harus ninggalin lo disaat lo ngebutuhin seorang sahabat di samping lo.          Sekarang gue mau pamit ke lo, gue ga tau kapan kita bisa ketemu lagi, tapi gue bakal terus inget kata-kata lo,”Walaupun besok kita bertengkar, tapi gue ga bakal ngelupain persahabatan kita ini.” gue akan terus inget kata-kata lo tu Ca . . .



SELAMAT TINGGAL CA . . .                                                                                                                                                   

(RYKO)                

Air mata membasahi pipi Caca, sesaat kemudian Dyna menghampiri Caca,”Ca, lo kenapa nangis Ca?” tanya Dyna. ”Gue sedih banget, ini surat dari Ryko dia pergi ke Surabya sama ibunya, gue nyesel udar marah sama dia.” kata Caca. ”Gue kesini mau minta maaf ke lo Ca, jujur gue emang suka sama Ryko tapi ya udah lagian dia juga udah pergi kan?” kata Dyna. ”Ya jelas gue mau maafin lo Dyn, lagian skarang ja gue udah ga inget kenapa kita marahan.” kata Caca. Sesaat kemudian Emily datang menghampiri Caca dan Dyna,” Hm, skarang kalian resmi keluar dari ”friend is the life”” kata Emily dan pergi meninggalkan Caca dan Dyna.                

Penyesalan terus menghantui Caca, ia tak tau kapan ia akan bertemu dengan Ryko lagi, ia menyesal telah menyi-nyiakan persahabatan yang sesungguhnya.  

 SELESAI
thumbnail
Judul: Selamat Tinggal Ca
Rating: 100% Reviewed by Ahmad Jamaluddin. 7 user reviews.
Ditulis Oleh

Artikel Terkait Beibby :

0 komentar:

Posting Komentar